Dosenku Pacarku (31)


"Nothing's Gonna Change My Love For You"

Mau mendengar lagunya, klik disini

If I had to live my life without you near me/The days would all be
empty/ The nights would seem so long, with you I see forever
Oh, so clearly, I might have been in love before

But it never felt this strong/Our dreams are young and we both
know/They'll take us where we want to go
Hold me now/Touch me now/I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by now how
much I love you
One thing you can be sure of/I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by know how
much I love you/The world may change my whole life through
but/Nothing's gonna change my love for you

If the road ahead is not so easy/Our love will lead the way for us
Like a guiding star/I'll be there for you if you should need me
You don't have to change a thing/I love you just the way you are/So
come with me and share the view/I'll help you see forever too

Hold me now/Touch me now/I don't want to live without you
Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by now how
much I love you

One thing you can be sure of/I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by know how
much I love you
The world may change my whole life through but/Nothing's gonna change
my love for you
================= 30 ============
" Aku juga bukan perempuan kotor. " ujarnya sambil menangis . Susan
memablikkan tubuhnya membelakangiku.
"Zung..aku bukan perempuan kotor...."ucapnya berteriak sambil
menangis keras.(Bersambung)
=============================
Aku terperangah mendengar teriakan dalam tangisnya. "Susan, aku tidak
menganggapmu perempuan kotor. Aku juga tidak mengatakan Susan
mencemari diriku. Aku katakan, aku tidak mau mencemarkan tempat
tidurmu."


Susan masih terus menangis dan berteriak, " Zung...aku bukan
perempuan kotor, aku tak mau mecemarimu."
Uhh...malam ini buntut-buntunya menyelesaikan air mata. Aku peluk dia
mengobati hatinya, "Susan aku mau tidur bersamamu tetapi bukan
disini. Aku juga tidak akan mencemari dirimu.

Ayolah...kita tidur di sofa," ujarku sambil mengangkat tubuhnya.
Susan meronta, malah tangisnya semakin menjadi-jadi. "Tidak,
tinggalkan aku sendiri dikamar ini, aku perempuan kotor, aku tak
layak tidur bersamamu, tinggalkan aku ...bang."

Aku lemas mendengar tangis dan teriakannya. "Susan, tadi kita sudah
bicara dari hati kehati. Ternyata kamu belum dapar menelusri hatiku
dengan baik. Kenapa.?" tanyaku sambil memperosotkan tubuhku di
samping tempat tidurnya. Aku menundukkan kepalaku diatas kedua
lututku. Susan terus menangis dan berulang berucap,"...bang aku bukan
perempuan kotor.!"

Aku kembali membujuk setelah tangisnya berkurang, "Susan aku mau
tidur bersamamu, tetapi bukan disini. Ayolah..aku juga sudah letih,
aku mau tidur. Maukah Susan menemaniku tidur. Percayalah aku tidak
mencemari dirimu, aku juga bukan lelaki kotor. Ayo sayang, temani aku
tidur, aku lelah."

Tangis Susan mulai reda, nggak tahu karena ucapanku atau karena dia
kelelahan menangis dan berteriak. Susan tidak lagi meronta, ketika
aku membalikkan tubuhnya, tapi kok suhu tubuhnya hangat, seperti
ketika kami di discotik sebelumnya.

" Susan, kamu sakit lagi. Ayo..tidur bersamaku." ucapku sambil
mengangkat tubuhnya. Susan tidak menolak. Aku membaringkannya
dikamar, dimana kami tidur sama , dua hari sebelumnya. Aku duduk
disamping tempat tidur. Aku bingung mau berbuat apa, tubuhnya masih
hangat. Aku pijat punggung dan tangannya kemudian kakinya. Susan
menatapku lemah...matanya redup.

"Susan mau minum ? Aku ambilkan iya..."ujarku.
" Nggak bang...tidurlah. Terserah abang tidur dimana." suaranya lemah.
"Aku mau tidur bersamamu. Bergeserlah sedikit, aku mau mendampingimu
tidur."

Susan memelukku ketika aku berbaring dekatnya. " Susan tidurlah,
tubuhmu masih hangat." ujarku sambil mencium keningnya.
"Iya..abang juga tidur." balasnya sambil mendekapku.Kepenatan
sepanjang hari menghantarkan tidur kami sepanjang malam, lelap tanpa
ada yang tercemar.

*****
Aku merasakan usapan tangannya dikeningku, " Zung, bangun, hari sudah
pagi. Ayo..abang siap-siap kita berangkat ke kampus. Rasanya, malam
kurang panjang meski hanya tidur berdampingan dengan Susan, ada
kenikmatan sendiri meski diawali dengan "perang batin".

Namun, semuanya terlalui dengan mulus, tidak ada merasa dicederai dan
menciderai,teduh. Aku balas usapannya dengan ciuman
dikening, "Selamat pagi tuan putri," ucapku . Susan membalas dengan
mengelus kepalaku, " Zung ...bangun sebelum kita terlambat."

" Aku masuk pukul sepuluh, Susan berangkat duluan. Aku menyusul naik
bus."
" Nggak, kita berangkat sama."
" Susan menarik tanganku, ayo...bang , tidak baik aku terlambat,
sementara kalau mahasiswa terlambat aku suruh keluar."
Aku tetawa, ingat, beberapa kali aku disuruh keluar karena terlambat
lima belas menit.

" Ada yang lucu? Kenapa tertawa? tanyanya.
"Aku ingat dulu Susan "mengusirku" dari ruangan karena terlambat.
Saat itu aku sangat malu, kamu mengusirku didepan pacar."
Susan, memelukku, " Zung...aku nggak ingat lagi, kapan itu terjadi."
ucapnya sambil mencium pipiku berulang.

" Abang mandi di kamarku, aku akan siapkan serapan kita."
Sebenarnya aku merasa enggan mandi di kamar tidur utamanya, tetapi
menghindari keributan terpaksa aku turuti kemauannya.

Sebelum masuk kekamar mandi, dia menyerahkan sepasang pakaian; jeans
dan t-shirt. " Kemarin aku mampir di Kesawan belikan untuk abang."
" Aku masih punya jeans dirumah, simpan dulu, lain kali aku pakai."
ujarku berdalih.

"Bang, pakai sekarang saja. Aku sakit hati kalau nggak mau
terima.Tinggalkan pakaian yang abang kenakan, biar dicuci pembantu."
ujarnya.

Kami serapan bersama, Susan sendiri menyiapkan semua hidangan. Dia
memilih duduk disampingku. (Bersambung)
Los Angeles, September 16, 2008

Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar