"It's All Coming Back to me now"
Mau Mendengar Lagunya, Klik Disini
There were nights when the wind was so cold/That my body froze in
bed/If I just listened to it/ Right outside the window
There were days when the sun was so cruel/That all the tears turned
to dust/And I just knew my eyes were
Drying up forever
I finished crying in the instant that you left/And I can't remember
where or when or how
And I banished every memory you and I had ever made
But when you touch me like this/And you hold me like that/I just have
to admit/That it's all coming back to me
When I touch you like this/And I hold you like that/It's so hard to
believe but/It's all coming back to me
(It's all coming back, it's all coming back to me now)
There were moments of gold/And there were flashes of light/There were
things I'd never do again
But then they'd always seemed right/There were nights of endless
pleasure
It was more than any laws allow
Baby Baby/If I kiss you like this/And if you whisper like that/ It
was lost long ago/But it's all coming back to me
If you want me like this/And if you need me like that/It was dead
long ago/But it's all coming back to me
It's so hard to resist/And it's all coming back to me/I can barely
recall/But it's all coming back to me now
But it's all coming back/ There were those empty threats and hollow
lies/And whenever you tried to hurt me/I just hurt you even worse/
And so much deeper
.............................
Baby, Baby, Baby.....
========= 26 ===================
" Susan, aku semakin tak jelas apa itu cinta."
" Jadi, bagaimana Susan menikah dengan suamimu. Bukankah pernikahan
itu perwujudan cinta yang terjalin? Kalian tidak ada komitmen dalam
pernikahan.?" Susan menggelengkan kepalanya, menatap mataku dengan
bibir gemetar.
" Jadi....." ( Bersambung)
=========================
"Jadi...kamu tidak mencintai suami yang kini sekarang di London..?"
" Zung, terlalu panjang ceritanya. Nantilah aku ceritakan pada
waktunya."
" Jangan-jangan yang Susan rasakan hanya cinta fatamorgana."
" Aku juga tak tahu, yang pasti hatiku terpaut kepada abang."
" Minggu lalu, kamu janji mau mengutarakan perihal pernikahan dengan
suamimu, sekarang kamu ulur-ulur lagi. Nasibnya sama dengan skripsiku
yang tak kunjung usai. Apakah Susan masih layak dipercaya?"
" Zung, aku janji, aku akan ceritakan, tetapi bukan disini
tempatnya." ucapnya sambil menyeka air matanya.
" Maksumu ditempat tidur.?"
" Zung, bicara yang pelan!."
"Orang batak kamu suruh bicara pelan ditengah hiruk pikuk. Berbisik
saja sama seperti orang Jawa berteriak. Omong-omong Susan orang Deli
atau Pujakesuma ( Putri Jawa Keturunan Sumatera)?"
" Yang pasti bukan orang utan. Zung....kurangi "volume" suaranya."
" Ok..aku sekarang akan diam mendengar ceritamu."
" Zung, aku akan ceritakan nanti dirumah."
" Dirumah siapa? rumahmu atau di rumah kostku.?
" Terserah abang, tetapi kalau di rumahmu, nanti anak-anak dan tante
tergangangu."
" Iya..sudah dikebon binatang saja. Disana ada temanku buaya jadi
saksi."
" Zung, abang kok sukar sekali memaafkanku.Kita kerumahku saja..iya
bang." bujuknya.
" Terserah Susan ...kalau nggak mau dikebun binatang." ucapku datar.
" Ayolah bang..kita berangkat sekarang ." ajaknya.
" Jangan sekarang, aku menunggu Ira dan Sari pulang."
"Terlalu malam bang.!"
" Aku datang kesini untuk Ira dan Sari, bukan untuk Susan."
" Abang makin lama semakin nakal."
" Sesuai dengan namaku, bandit. Susan pulang duluan, kan tugasmu
masih banyak. Aku datang menyusul minggu depan."
" Tapi Sabtu lusa kita mau berangkat ke Berastagi.!"
" Kemarin aku tanyakan, Susan diam. Aku pikir nggak jadi, aku sudah
janji (lagi) dengan Ira dan Sari."
" Zung, aku sudah janji dengan ibu-ibu lainnya, aku akan ikut, tidak
enak dibatalkan. Tolonglah aku, kali ini saja."
" Nanti, Susan bicara dengan Ira atau Sari. Aku juga tidak enak
membatalkan."
" Iya, aku akan bicara dengan Ira dan Sari. Tapi abang pasti mau
kan.?"
" Pasti, dengan syarat; tidak boleh cemburu, marah dan menangis."
" Abang juga tidak boleh nakal.!"
"Sekarang boleh aku menambah minuman.?"
"Abang nanti mabuk lagi. Tidak bisa setir mobil." ucapnya manja.
" Susan, aku pulang dengan Ira dan Sari, aku sudah janji. Pulanglah
sendiri, Sabtu pagi aku akan datang."
" Abang bilang, aku harus permisi kepada Ira dan Sari, kok sekarang
aku "diusir".?"
" Nanti biar aku yang ngomong."
" Zung, perasaanku nggak enak baadan nih, sejak kemarin malam aku
tidak bisa tidur. Boleh abang antar aku pulang setelah kita mengantar
Ira dan Sari pulang."
" Malam ini aku mau tidur dirumah mereka, besok aku baru pulang. Atau
kita tidur berempat.?"
" Zung, aku serius, tolonglah aku malam ini. Kepalaku sakit sekali.
Sebelum kerumah kita mampir dulu dikantorku mengambil skripsimu."
Iyah....aku dibenturkan dengan skripsiku. Mau tak mau, aku terpaksa
menuruti kemauannya. "Nanti siapa yang antar aku pulang.? tanyaku.
" Nanti ku akan suruh sopir mengantarkan abang pulang."
Susan pindah duduk dekatku setelah melihat rasa dongkolku surut.
" Bang kepalaku pusing.." ucapnya sambil menyandarkan kepalanya
diatas dadaku.Bibirnya bergetar memagut daguku
( Bersambung)
Los Angeles, September 11, 2008
Tan Zung
Dosenku Pacarku (27)
Label:
Kisah Sahabat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar