Dosenku Pacarku (80)


"Power of Love"

Mau dengar lagunya, klik disini...
The whispers in the morning/Of lovers sleeping tight/Are rolling by
like thunder now/ As I look in your eyes/I hold on to your whole
body/And feel each move you make
Your voice is warm and tender/A love that I could not forsake

*)'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for
me/I'll do all that I can/Lost is how I'm feeling lying in your
arms/When the world outside's too/Much to take

That all ends when I'm with you/Even though there may be times/It
seems I'm far away/Never wonder where I am
'Cause I am always by your side

*) 'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for
me/I'll do all that I can
We're heading for something/Somewhere I've never been/Sometimes I am
frightened
But I'm ready to learn/Of the power of love

The sound of your heart beating/Made it clear/Suddenly the feeling
that I can't go on/Is light years away

*) 'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for
me/I'll do all that I can
We're heading for something/Somewhere I've never been/Sometimes I am
frightened
But I'm ready to learn/Of the power of love

===================== 79 ===========
" Bang, jangan kelamaan disana, akhir bulan ini abang mau berangkat
ke Jakarta. Zung, tanyakan bapa tua kalau abang mau kerja di Medan,
aku dan mami bantuin abang." ( Bersambung)
====================================

Sore hari sebelum Hendra kembali dari London, Susan menjemput ku
kerumah." Tadi ada perempuan mencari mu, katanya kalian ada janji.
Pesan ibu itu kalau abang sudah tiba, segera telephon" ujar ibu kost
ku. Malam itu aku kerumah Magda, aku khawatir malam itu Susan datang
menjemput ku.

" Magda, boleh aku nginap malam ini disini,?" tanya ku.
" Sejak kapan abang pernah ditolak menginap di rumah ini hah...!?.
Kapan abang tiba? Zung, seperti orang ketakutan. Ada apa," tanya
Magda.

" Aku baru saja tiba, langsung kesini. Nanti aku beritahu kenapa aku
langsung kesini. Magda, aku lapar, sejak siang aku belum makan."
" Ambil saja sendiri kebelakang," jawab Magda

" Magda....Magda...! " teriak maminya dari kamar.
Magda kesal mendengar teriakan maminya dari kamar, "Iya...iya mam,
aku sedang buatkan makan untuk orang yang kelaparan." jawab Magda
sambil menarik tangan ku ke dapur.

"Abang ambil sendiri. Ayo sekarang abang teriak lagi." katanya
sambil bertolak pinggang.
" Magda, kok kesal sama aku. Kan mami yang teriak bukan aku.
Ah..nasib orang......"
Segera Magda menutup mulut ku sambil tertawa. Magda seakan tahu
ujung kalimat ku.

" Iya..bang aku buatkan makanan mu. Abang makan disini saja. Tetapi
janji, ceritakan kenapa abang"melarikan diri'."

Magda menunggui ku makan di dapur sambil berdiri. Sebelum habis
makan, mami Magda menemui kami kedapur. Lagi-lagi Magda mendapat
omelan, karena aku makan di dapur sambil berdiri.

Aku kasihan melihat Magda kena omelan terus gara-gara ku. Aku juga
merasakan sikap kasih sayang inang uda, mami Magda, berlebihan
terhadap ku.

Magda diam menunduk setelah diomelin maminya sembari membawa gelas ku
ke ruang makan, aku mengikutinya sementara mami masih berdiri di
dapur. " Inang uda mau kerumah om dokter dulu, kalian jangan ribut
terus," ujarnya

Suasana sedikit terganggu. Aku berusaha menyejukkan hati ito ku
Magda. Aku beranjak dari meja makan menyimpan piring dan gelas ku.
Magda melarang ku, " Bang, tunggu dulu mami belum pergi. Abang senang
kalau aku diomelin lagi. Heran , aku tak pernah diomelin kalau aku
marah kepada adik Jontahn, sama abang kok kayaknya berlebihan, kenapa
iya?"

" Aku juga merasa risih dengan sikap mami. Tetapi mungkin karena aku
dianggap tamu. Tamu itu adalah raja."
"Raja maho !" ketus Magda.

" Ayo bang cerita, kenapa abang melarikan diri kesini mencari
makanan dan buat perkara."
" Sebelum aku tiba, ibu Susan datang kerumah. Susan mau mengajak aku
menginap dirumahnya malam ini untuk yang terakhir, karena besok
suaminya akan kembali dari London. Karena aku belum tiba dia menitip
pesan kepada ibu kost ku, supaya menghubunginya kalau aku sudah
tiba. "

" Abang memang serius nggak mau lagi menginap dirumah ibu itu."
" Itu makanya aku datang kesini. Aku takut dia datang lagi menjemput
ku malam ini. Magda, aku masih merasakan hangatnya air mata ibu
ketika menasihati perihal hubungan ku dengan Susan. Tanpa aku sadari,
aku telah melukai hati dan mempermalukan ayah dan ibu ku. Aku memang
keterlaluan. Aku hanya memikirkan cinta...cinta tanpa pertimbangan
moral, pada hal cinta itu bukanlah segalanya.

Tentang aku , Magda juga tahu, kalau aku paling nggak tahan melihat
air mata perempuan. Aku sering " jatuh oleh linangan air mata
perempuan". Itulah membuat ku hanyut dengan Susan. Magda maaf, aku
tidak ingin mengungkit masa lalu kita.

Karena kelemahan ku itulah, Magda pernah menyebutku buaya, sama
halnya dengan Susan menyebut jenis reptil yang sama, buaya. " ujar
ku. "Tetapi, syukurlah kalau kamu belum pernah menyebutku ular."
imbuhku sambil ketawa kecut.

" Jadi abang ikut ke bandara menjemput suaminya? Nggak merasa risih
abang berada diantara suami dan Susan yang pernah abang sayangi?.

" Nggak juga. Karena aku sudah tekad, tidak akan berhubungan lagi
dengan Susan. Lagi, Hendra suami Susan sudah aku kenal, ketika ketemu
di diskotik. Juga waktu aku nginap dirumah Susan, aku bicara dengan
dia kok."
" Om itu tahu kalau abang nginap dirumahnya? Om itu nggak bilang apa-
apa.?"
" Nggak! malah senang." jawabku.

Cukup lama aku dan Magda mengobrol malam itu. Aku tak dapat melawan
kantuk karena kelelahan selama enam jam dalam bus, aku mohon ijin
tidur. Magda bergegas merapihkan kamar disebelah kamarnya.
( Bersambung)

Los Angeles. November 06, 2008

Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar