Dosenku Pacarku (57)


" Way Back Into Love"

Mau dengar lagunya, klik disini...

I've been living with a shadow overhead /I've been sleeping with a
cloud above my bed /I've been lonely for so long /Trapped in the
past /I just can't seem to move on

I've been hiding all my hopes and dreams away /Just in case I ever
need them again someday /I've been setting aside time /To clear a
little space in the corners of my mind

All I want to do is find a way back into love /I can't make it
through without a way back into love/Oh oh oh
I've been watching but the stars refuse to shine /I've been searching
but i just don't see the signs
I know that it's out there /There's got to be something for my soul
somewhere

I've been looking for someone to shed some light /Not somebody just
to get me through the night
I could use some direction /And I'm open to your suggestions
All I want to do is find a way back into love /I can't make it
through without a way back into love
And if I open my heart again /I guess I'm hoping you'll be there for
me in the end /Oh oh oh

There are moments when I don't know if it's real /Or if anybody feels
the way I feel /I need inspiration /Not just another negotiation
All I want to do is find a way back into love /I can't make it
through without a way back into love

And if I open my heart to you /I'm hoping you'll show me what to
do /And if you help me to start again
You know that I'll be there for you in the end/Oh oh oh

=============== 56 ===========
Aku kembali menuju teras rumahnya dan meletakkan kertas yang berisi
pemberitahuan itu diatas meja teras dibebani batu kecil. ( Bersambung)
==============================

Tubuhku mengigil menahan dinginnya malam, aku lupa memakai jacket
dari rumah. Aku melangkah meninggalkan teras menuju pinggir jalan
menunggu becak.

Beberapa kali aku mengangkat tanganku memanggil becak, tetapi selalu
gagal. Tubuh semakin gemetar menahan terpaan hembusan angin malam.

Aku mengangkat tangan ku memberi aba-aba kepada tukang becak yang
berlalu di jalan seberang. Tukang becak memutar kearahku. Saat
bersamaan, aku mendengar suara Magda memanggil, ketika mau naik
keatas becak.

Dia berlari cepat kearah ku," Abang, mau kemana?" tanyanya sambil
menghalangi ku naik keatas beca. Magda menyuruh tukang beca pergi, "
maaf pak , biar aku nanti yang antar" ujarnya kepada tukang becak.
Magda membuka "sweater"nya, menutupi tubuhku yang sedang menggigil
kedinginan.

Aku menolak ketika Magda membujuk kembali kerumah, aku bersikeras
mau pulang. Tetapi hati ku luluh setelah melihat kedua matanya
memerah di bawah redupnya sinar lampu jalan, tampaknya dia baru
menangis.

Magda membujuk ku lagi, " Ayo bang, nanti abang sakit, udaranya
terlalu dingin, " ujarnya sambil menuntun ku kembali ke rumah.
Magda memaksa masuk ke rumah ketika aku berhenti dan duduk di bangku
teras, " Bang...kita kerumah saja, abang kedinginan, ayo bang,"
bujuknya.

Magda meninggalkan ku, dia masuk kerumah tanpa sepatah kata. Sejenak
dia muncul, membawa air hangat, " bang minum dulu, abang
kedinginan, " ujarnya sambil mendekatkan kemulutku. Magda meletakkan
gelas diatas meja, ketika aku tak mau menerima air hangat yang
disuguhkannya.

" Maaf bang, aku telah melukai hati mu. Aku sangat menyesal dengan
ucapanku tadi."
" Nggak ada yang perlu di maafkan, Magda benar, aku tidak lebih dari
seekor buaya yang menjijikkan. Untuk bicara denganmu pun, ternyata
aku tak layak.

Aku mengira Magda adalah sahabat ku yang dulu, aku telah mengakui
keteledoranku dengan jujur kepada mu, tetapi Magda malah memaki ku.
Aku berpikir, tak ada lagi artinya aku bersahabat dengan mu. Itu
makanya aku putuskan pulang malam ini. Entah kenapa pula Magda
menemui aku ke pinggir jalan.

" Bang, aku nggak bisa tidur, aku sangat menyesal dengan sikap dan
ucapan ku. Tadi aku mendengar abang masuk kekamar adik Jonathan, aku
pikir abang mau tidur.

Aku datang ke kamar abang, tetapi aku tidak melihat di dalam kamar.
Aku juga tidak melihat di teras, maka aku keluar mencari abang. Aku
tahu, abang marah kepada ku, tapi jangan menyiksa diri seperti itu."

" Apa kepentingan mu bila aku menyiksa diri bahkan bila mati
sekalipun? Untuk apa kamu mencariku kekamar, mau memaki-maki lagi.?"
"Nggak bang, aku mau minta maaf."

" Iya sudah, kamu sudah minta maaf, boleh aku pulang.?"
" Jangan bang, besok pagi mami akan kecarian. Abang boleh marah sama
Magda, terserah abang mau apakan, tetapi jangan sakiti hati mami.
Kan, mami mau masak ikan arsik khusus untuk abang."

" Ini akibat ulah mu sendiri."
" Iya...iyaaa bang, aku sudah mengaku salah. Zung, kita tidur iya,"
bujuknya sambil mengangkat tubuhku dari kursi.

Suasana terasa teduh, aku mengikuti ajakannya, tidur. Aku bangkit
dari kursi, "bang nggak usah bawa tongkatnya, tinggalkan saja
disini." ujarnya. Magda menaruh tanganku berpegangan diatas bahunya.
Magda, mau "menebus dosa" pikirku .

Di "hall way" aku menghentikan langkah ku, dia diam menatapku. Aku
beranikan menciumnya, Magda tidak menolak, aku menyandarkan tubuhku
ke dinding menjaga keseimbangan.

Magda berbisik ditelingaku, "maafkan aku bang. Aku tidak mau lagi
melukai hatimu, cukuplah aku yang terluka," ujarnya menahan isakan.
Aku mengusap kepalanya dengan lembut dan berujar, " lupakanlah masa
lalu yang menyakitkan itu, mari kita mulai lembaran baru."

Magda mengangkat wajahnya menatapku, dia menggelengkan kepalanya, "
nggak bang, nggak lagi, biarlah kita tetap berhubungan sebagai teman
biasa. Bang, ayo kita tidur, nanti mami bangun." ujarnya sambil
melepaskan pelukannya.(Bersambung)

Los angeles, October 16,2008

Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar