Dosenku Pacarku (55)


"To Be With You"

Mau dengar lagunya, klik disini...

Hold on little girl/Show me what he's doone to you/Stand up little
girl/A broken heart can't be that bad/When it's through, it's
through /Fate will twist the both of you /So come on baby come on
over /Let me be the one to show you

I'm the one who wants to be with you/Deep inside I hope you feel it
too/Waited on a line of greens and blues/Just to be the next to be
with you

Build up your confidence/So you can be on top for once/wake up who
cares about /Little boys that talk too much/I seen it all go
down /Your game of love was all rained out/So come on baby, come on
over/ Let me be the one to hold you
[Chorus]
Why be alone when we can be together baby/You can make my life worth
while/And I can make you start to smile

================ 54 ===============
Sebelum aku mengakhiri pengakuan ku, tiba-tiba Magda mempoloti ku dan
berdiri mau meninggalkanku. Segera aku menahannya, Magda meronta, aku
hampir terjatuh dari kursiku, untung Magda segera menahan tubuhku.
(Bersambung)
==================================

Suara ku pelan membujuknya, "Magda, dengar dulu, aku belum selesai.
Magda boleh pergi, setelah mendengar penjelasanku, duduk lah. Tolong
bersabar sebentar, duduk lah Magda. Sebagai seorang sahabat harus
rela membantu sahabat yang sedang menderita, seperti aku."

" Abang menderita? Huh...abang telah "menikmati"nya, malah sekarang
ngaku- ngaku menderita. Kemarin dulu, abang janji mau mmenjauhinya,
bertemu seharian langsung menginap dirumahnya. Sekarang, baru saja
berpisah dengannya, abang ngaku menderita. Ada apa dengan mu bang."
tanyanya sambil duduk berhadapan dengan ku.

"Entahlah, aku terbawa perasaan atas pengakuan kehidupan rumah
tangganya."

" Ibu itu menceritakan mengenai rumah tangganya kepada abang.? Bah,
hebat kalilah abang dimata ibu itu."
" Magda, mau mendengar kisahnya nggak ? Sebenarnya aku sudah janji
tak akan menceritakan kepada siapapun."

" Abang, gimana nih.! Sudah janji nggak mau menceritakan kepada
siapapun, kok malah cerita. Abang lama-lama kayak orang pesong."
ujarnya dengan ketawa sinis.

" Apa yang salah dengan kata-kataku. Aku berjanji kepada ibu itu,
tidak akan menceritakan kepada siapapun, cukup dengan diriku. Magda
tidak siapa-siapa, kau adalah diriku."
" Bah, hebat kali abang, ulang lagi kalimatnya bang."

" Kau adalah diriku, titik."
" Nggak, aku adalah ito mu, titik." balasnya.

" Itu yang aku maksudkan, kita kan masih punya hubungan darah dari
mami mu dan ibuku, mama tuamu." ucapku tak kalah.
" Dasar abang tanjung katung, tak pernah mau kalah." katanya
pelesetin namaku, sambil menendang kaki ku dibawah meja, pelan,
kebiasaan lama kami "kambuh".

" Magda, ternyata ibu Susan itu menderita, sejak dia menikah dia tak
pernah memperoleh nafkah batin dari suaminya. "
"Ibu Susan mengaku kepada abang?"

"Iya, kalau nggak darimana aku tahu."
" Lalu apa hubungannya dengan "affair" abang dengan kisah ibu itu."
"Aku merasa iba dengan penderitaannya. Selama ini, aku, Magda dan
Mawar mengangap ibu itu binal, karena sudah mempunyai suami tetapi
punya "affair"dengan aku."

" Lalu, abang mengambil kesempatan atas "kehausan" nya.?"
" Nggak juga, aku hanya merasa iba dan merasa bersalah atas "stigma"
binal yang kita lebelkan pada dirinya. Dia juga perempuan normal
seperti Magda, butuh kasing sayang dari seorang pria normal.
"Maksud abang, suaminya bukan pria normal.?"

" Iya, dia tak punya kemampuan memberi nafkah batin isterinya."
" Ohhh... itu alasannya, kenapa abang sering menginap dirumah ibu
itu. Dan setelah abang puas, kini mau meninggalkannya? Abang manusia
kejam, tak punya perasaan. Cukup aku bang yang menjadi korban mu,"
ujarnya dengan bibir bergetar.

" Magda, terlalu sensitif. Aku tak pernah mengorbankan siapapun,
termasuk kamu. Situasi yang membuat kita seperti itu. Maafkan aku,
lupakanlah masa lalu." ucap ku.

Mulutkupun ikut bergetar mengenang "siksa" yang aku berikan
kepadanya. Aku melanjutkan kalimatku yang terputus karena aku dan dia
terhanyut masa lalu yang menyakitkan.

" Magda, aku mengaku jujur, meski aku tidur bersama dengan Susan aku
tak pernah mencemari tubuhnya, aku hanya mencintainya, wajar kan ?"

" Wajar kata abang?. Wajar berselingkuh dengan perempuan yang telah
bersuami? Abang tidak mencemari tubuhnya, tetapi abang telah
mencemari ikatan pernikahannya, tahu.!?"

Aku pikir, abang punya kelainan. Dulu waktu ke Jakarta, tidur dengan
biduan band kapal, sekarang tidur dengan isteri orang, abang masih
mengatakan wajar. Aku bilang itu kurang ajar.!"

" Magda..! Tetapi aku tidak mencemarinya, " ucap ku dengan suara agak
meninggi.

Magda mengimbangi suara ku, " kali pertama aku mendengar, buaya
menolak bangkai."
" Magda, kau keterlaluan, Aku bukan buaya dan Susan bukan bangkai.
Aku dan dia manusia normal." kataku sengit
" Nggak, kalian berdua manusia pesong." ucapnya tak kalah sengit.

(Bersambung)

Los Angeles. October 15,2008

Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar