Dosenku Pacarku (14)


No Woman No Cry
No, woman, no cry; /No, woman, no cry;
No, woman, no cry; /No, woman, no cry.

i say I remember when a we used to sit /In a government yard in
Trenchtown,
Oba - obaserving the hypocrites as they would
Mingle with the good people we meet, meet
Good friends we have, oh, good friends we have lost
Along the way,way
say In this great future called life, you can't forget your past;
So dry your tears, I seh. Yeah!

No, woman, no cry; /No,no, woman, no wooman cry. Eh, yeah!
no no wooman no wooman no cry /i say I remember when we used to sit
In the government yard in Trenchtown, /And then Georgie would make
the fire light, /I seh, logwood burnin' through the night, night
Then we would cook cornmeal porridge, well i mean it
Of which I'll share with you, yeah! /My feet is my only carriage
And so I've got to push on through.
but while I'm gone,
Everything's gonna be all right! ( 8 X)

So no, woman, no cry; /No, woman, no cry.
I seh, O little - O little darlin', don't shed no tears;
No, woman, no cry, eh.

No, woman - no, woman - no, woman, no cry;
No, woman, no cry. /One more time I got to say:
O little - little darlin', please don't shed no tears;
No, woman, no cry.

http://www.youtube.com/watch?v=4u2GpQzEu3Y

========== 13 ===========
" Keteduhan ...? Bahasa apa itu...?"
" Bahasa jiwa dan bahasa tubuh......" ujarku tertawa.
" Zung, keteduhan apa yang kau berikan kepada ku sejak tadi malam
hingga sekarang, nothing...."( Bersambung)
==========================
" Susan, keteduhan jiwa dan hati mu. Kamu meniadakan apa yang telah
ku berikan, bahkan aku merasa telah mengorbankan hati ku? bukankah
semalam aku dan kamu telah menikmati indahnya malam meski kita baru
saling bersua. Bukankah hati ku dan hatimu telah melabrak rambu-rambu
yang seharusnya tak pantas kita lakukan?"



" Zung, kenapa kamu tiba-tiba menjadi manusia moralis.?"
" Susan, aku bicara seadanya, tokh, kamu juga mencoba menghidar dari
apa yang sudah kita"nimati", bukan?"

Susan terdiam. Kedua tangannya menopang wajahnya, dia menatapku
dengan pandangan kosong. Beberapa saat aku dan Susan saling menatap,
mulut terkunci rapat, hening. Dering telephon mengkahiri keheningan.
Susan beranjak dari tenmpat duduknya , tak bergairah, mulutnya
berdesah ...ah...Tan Zung......tak kusangka...Susan mengangkat gagang
telephon sebelum meneruskan kalimatnya.

" Helllo pap....how are you...I miss you. Papi.....kesepian
sayang...? oh..kasihan.. disana sudah larut malam iya pap.Sudah
makan...?

Iya...aku disini baik-baik saja.. Oh iya .. bang Tan Zung? dia masih
ada disini, aku belum selesai periksa skripsinya. Oh..arisan Sabtu
malam itu....Iya aku mau pergi, tapi mami ..belum tahu pergi dengan
siapa, aku nggak mau pergi hanya dengan sopir.

Tan Zung nggak mau, dia ada janjian dengan pacarnya...itu lho pap...
dua orang perempuan yang mengantarnya malam minggu lalu.
Akh...entahlah, papi mau bicara sama dia?.
" Bang...bang Tan Zung, papi mau bicara dengan kamu."

Aku meraih gagang telephon dari Susan, " Iya omm...aku baik-baik
saja. Iya aku nginap tadi malam, iya om...aku tak bisa tidur tadi
malam....iya...aku jagaiin ibu. Tadi malam dia kurang enak badan,
terpaksa aku jemput tukang pijat...oh...iya..sekarang sudah
mendingan. ( mataku melirik kepada Susan. Susan kelimpungan......dia
bangkit lari ke meja makan,dia tak dapat menahan ketawanya.)

Bukan...bukan aku nggak mau om...hanya aku sudah ada janji dengan
temanku. Tidak...om, mereka bukan pacar, hanya teman biasa saja.

Malam ini ..? aku belum pasti om..tergantung, kalau ibu sudah pulih
total, aku pulang. Iya...om... aku temanin dia Sabtu nanti..iya..aku
janji om. Aku akan jagaiin ibu sampai om datang...daggg...." gagang
telephon kuserahkan kembali kepada Susan, wajahnya tampak sumringah.
Hmmmm......kini aku dapat"licensed" dari "owner"
untuk "mengoperasikan" selama tiga bulan,,,hohoho...

Susan kembali bicara dengan suaminya, "Iyalah...aku pergi dengan dia.
Tadi dia bilang nggak..benar aku nggak bohong pap. Iya ...hanya pilek
saja, ...memang Rojan pergi dengan dia jemput tukang pijat langganan
kita. Iya..pap...dagggg...papi selamat tidur...mimpi indah iya...pap."

Susan berlari menemuiku, dia merasa "excited". Susan berdiri
didepanku sambil bertolak pinggang, waduh...gayanya kayak anak remaja.

" Kapan aku sakit...hah...?"
" Tadi malam.! Aku nggak bilang sakit, kurang enak badan. Iya aku
enakin kamu kan ...?!"
" Tan Zung bohong lagi, nggak ada orang yang mijat aku."
" Iya akulah."
" Zun, untuk yang satu ini kamu benar-benar pengalaman, dengan gaya
bicaramu bisa saja orang percaya."

" Tapi mengenai malam minggu nanti, kamu sukar mempercayai ku. Aku
tahu kamu tak rela, karena kamu cemburu."

" Bang....iya...aku cemburu, aku tak merelakan mu dengan siapapun."
" Lho, aku mau jadi panglatu ( panglima lajang tua)?"
" Zung, bukan....tolonglah...aku..."
" Apa yang bisa kutolong..?"
" Nanti bang aku ceritakan, siapa aku dan suamiku sesungguhnya."

" Kapan.." tanyaku tak sabaran.
" Kamis minggu depan."
" Lho, lama sekali....pembaca nggak sabaran nih..."
( Bersambung)

Los Angeles. August 29, 2008
Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar