Dosenku Pacarku (10)


Somethin' Stupid

I know I stand in line /Until you think /You have the time
To spend an evening with me
And if we go Someplace to dance I know that There's a chance
You won't be Leaving with me

Then afterwards We drop into A quiet little place/And have a drink or
two
And then I go /And spoil it all /By saying something stupid/Like "I
love you"

I can see it in your eyes /That you despise /The same old lines
You heard the night before/And though it's
Just a line to you /For me it's true /And never seemed/So right
before

I practice every day/To find some /Clever lines to say
To make the meaning/Come through

But then I think /I'll wait until the /Evening gets late /And I'm
alone with you
The time is right /Your perfume /Fills my head

The stars get red /And oh the night's so blue
And then I go /And spoil it all /By saying something stupid
Like "I love you"

http://www.youtube.com/watch?v=DVS_qzjCiSI
================= 9 ==================
Pada babak ini, Susan pegang kendali, sementara. Tetapi tatapan
kedua matanya itu, membangkitkan gairahku. Pengalaman berpacaran
bertahun-tahun, aku dapat me"terjemahkan" tatapan matanya. Segera
ku"habisi" dia hingga menggeliat gelegapan. Aku akhiri "ronde olah
tubuh" ini dengan kemenangan mutlak. ( Bersambung)
=======================================
Tampaknya memang pengaruh minuman Susan sudah agak berkurang, terasa
ketika marah-marahan sebelumnya. Aku bergegas mengambil minuman.
Susan menyusulku ke bar mininya. Dia memijit punggungku dari
belakang, sekalian kepala, pintaku. Eh......malah cubitan mendarat di
kedua sisi pinggangku,"enak aja kamu." balasnya.



" Kita minum "black label" saja iya, sudah tengah malam nih,"
pintaku.Susan mengangguk tanda setuju, " apa hubungannya waktu dengan
jenis minuman,?" tanyanya ketawa sembari mengambil kedua gelas dari
tanganku.

" Udara semakin dingin," jawabku
Susan menatapku lama, bibirnya mengukir senyum. Susan kembali memilih
lagu berirama "soft" seiring bergulirnya waktu menjelang pagi. Susan
menolak ketika aku minta memutar lagu-lagu Indonesia.
" Nggak seru, zung mau kuterjemahin artinya, ? tanyanya ( aku masih
ingat, kurang lebih seperti ini)

aku duduk di keheningan sepi
mengenang sahabat ku jauh pergi
aku melangkah menyepi
dalam gelora sunyi tak menepi
gemgam waktu berlalu, gelora menepi
aku menapak dengan secawan anggur,
gelora berlabuh melebur
dalam sanubari ,
melangkah pasti
dalam nafas
dalam kidung
................
" Cukup...., kamu mengada-ada, tak ada satupun kalimat seperti itu
dalam lirik.."protesku
Susan tertawa lepas dan merangkul ku.

" Ayo bang kita dansa...yukkk..." ujarnya sambil menarik tanganku.
" Ok...tetapi setelah ini aku pulang, aku ngantuk berat ."

Suara Susan meninggi mendengar aku mau pulang."Zung kamu bohong, tadi
kami bilang, kita mau menikmati malam ini hingga pagi.Kok sekarang
minta pulang, tidak,Zung jangan pulang...please...honey....!"
ujarnya, sambil mendekap ku erat.

Aku baru sadar, bahwa baru saja aku janji menghabiskan malam ini
dengannya, ketika dia merajuk. Oalahhh...lidahku memasung diri
sendiri.

" Besok nggak ada perkuliahan, ngapain kamu pulang, hhmm..?" ujarnya
gemas sambil meremas dagu ku.

Aku merasa kesal, seperti kerasukan kuraih gelas minumanku, kuteguk
hingga tetesan akhir. Susan mengambil botol minuman " black label"
meletakkan di atas meja. Dia kembali mengisi gelas ku yang telah
kosong. Susan menggeser meja kecil yang ada di depan kami kesudut
ruangan.

" Zung ayo....malam ini aku latih kamu tari "salsa", aku dulu
pelajari ketika kuliah di California." Susan menghentak-hentakkan
kakinya diiringi dengan hitungan satu...dua, kaki melangkah maju
mundur kebelakang melangkah kekiri dan kekanan, kemudian mengangkat
tanganku keatas, memutar tubuhnya...dan kepalanya bersandar ditangan
kiriku, wajahnya mengarah kewajah ku.

Susan melatih ku berulangkali tetapi tetap saja aku tak merasa
tertarik, " ah...rumit amat , aku nggak suka, yang biasa-biasa
sajalah. Kalau toh..ujung-ujungnya "salsa" mu, tubuh merebah ke
tanganku, kenapa nggak langsung saja seperti ini.." ujarku ketawa
sambil meraih tubuhnya ke atas dada ku.

" Zung rumit mana dengan " advance accounting" yang aku ajarkan ?"
ujarnya sambil tertawa.
"Hush....kan kita sudah janji nggak boleh bicara berbau sekolah malam
ini.!"
" I'm sorry honey.....!" ucapnya memelas.

Susan mengajak ku lagi berdansa. Aku sebenarnya sudah merasa bosan.
Aku sadar, malam itu aku hanya menjadi pemuas dirinya, pada hal baru
satu hari berpisah dengan suaminya. Ah...maniak benar ini perempuan,
pikirku.

Dengan keadaan terpaksa ku ikuti gejolak hatinya, lebih tepat
nafsunya. Satu-satu jalan menghilangkan kejenuhan ditengah ke
terpasungan, aku perbudak diriku dengan minuman sebagai pelarian.

Malam itu pengaruh alkohol yang merasuk keseluruh sel-sel otak ku
cukup mengganggu pikiran. Malam semakin larut, geloranya semakin
menggebu, sukar aku membendungnya kecuali hanya pasrah. Berulangkali
aku membisikkan ketelinganya, bila aku telah letih. Susan tak
perduli, dia terus mememeluk ku erat, kadangkala aku merasakan
tubuhnya gemetar menahan gelora nafsunya. ( Bersambung)

Los Angeles. August 28, 2008

Tan Zung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar